11 April 2009

TERAPI OKUPASI


  1. PENGERTIAN

Pengertian terapi okupasi sangat banyak, antara lain sebagai berikut:

Occupation : kesibukan / pekerjaan.

Terapi okupasi adalah usaha penyembuhan melalui kesibukan atau pekerjaan tertentu. Terapi okupasi adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan bagian dari rehabilitas medis. Penekanan terapi ini adalah sebagai pada sensomotorik dan proses neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi dan mengnibisi lingkungan, sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kamampuan anak. Dengan memperhatikan asset (kemampuan) dan Emitasi (keterbatasan) yang dimiliki anak, terapi ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Terapi okupasi adalah prilaku atau kegiatan – kegiatan individu yang akan dilakukan pada area kerja, perawatan diri dan rekreasi.

Terapi okupasi adalah suatu aktifitas – aktifitas yang secara disadari dapat dilihat, direncanakan dan menyenangkan.

Terapi okupasi adalah ilmu dan seni untukmengarahkan pertisipasiseseorang dalam melaksanakan suatu tugas terpilih yang telah ditentukan dengan maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan.

Prinsip :

Pasien tidak merasa dipaksa, tetapi memahami kegiatan ini sebagai suatu kebutuhan dan akhir suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup.

  1. METODE PENDEKATAN TERAPI OKUPASI

Metode pendekatan terapi okupasi ini menggunakan beberapa kerangka acuhan yang terstandarisasi oleh WFOT(Word Federation Of Occupation Therapy) meliputi:

1. Kerangka acuan Psikososial

a) Behavior / perilaku

b) Object relation

c) Cognitif behavior

d) Occupation behavior

2. Kerangka acuan sensomotorik

a) NDT (Neoro Development Treatment)

b) Sensori integritas (Sensori Integration)

Beberapa acuan ini, secara umum terapi okupasi mencakup empat tahan atau program :

1. Penilaian atau semacam diagnosis dengan serangkaian wawancara dan uji kemampuan untuk mendaptkan gambaran kondisi anak.

2. Rangkaian terapi yang disesuaikan dengan hasil penelitian

3. Bimbingan berupa pemaparan, penelitian, konsultasi dan penyelidikan kepustakaan bagi orang tua dan pengasuh untuk membantu kemajuan yang telah didapat anak selama terapi.

4. Bila perlu konsultasi dan bantuan untuk program disekolah, jika anak mengalami kesulitan akademi karena gangguan tumbuh kembangnya. Antara lain mencakup kemampuan menulis (fingsi tangan) dan sensomotorik.

  1. PERSIAPAN TERAPI OKUPASI

1. Penetuan materi latihan

materi latihan dipilih dan ditentukan dengan memperhatikan karakteristik atau cara khas masing – masing klien

2. Penetuan cara atau pendekatan

dengan system kelompok / individu

3. Penentuan waktu

kapan latihan diberikan pagi, siang atau sore hari dan berapa lamanya

4. Penetuan tempat

disesuaikan dengan keadaan klien, materi latihan dan alt yang digunakan.

  1. PROSES TERAPI OKUPASI

Pelayanan terapi okupasi di rumah sakit jiwa cenderung berubah – ubah, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan, akan tetapi secara umum proses intervensi itu melalui tiga tahap yaitu :

1. Assessment

adalah proses dimana seseorang terapi memperoleh pengertian tentang pasien yang berguna untuk membuat keputusan dan mengkontruksikan kerangka kerja atau model dari pasien. Proses ini harus dilakukan dengan adekuat untuk menentukan jenis okupasi yang diberikan pada pasien.

2. Treatment

Setelah dilakukan assessment dengan detail, maka dilakukan treatment yang terdiri dari tiga tahap yaitu :

a) formulasi pemberian terapi

b) impelementasi terapi yang telah direncanakan

c) review terapi yang diberikan dan selanjutnya dilakukan evaluasi


3. Evaluasi

dari hasil evaluasi ini perawat dapat menentukan apakah pasien dapat melanjutkan divokasional training atau pulang.

  1. JENIS AKTIFITAS TERAPI OKUPASI

1. Aktifitas latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan jiwa

2. Aktifitas dengan pendekatan kognitif

3. Aktifitas yang memacu kreativitas

4. Training ketrampilan

5. Terapi bermain

  1. PERAN TERAPI OKUPASI

1. Sebagai motivator dan sumber reinforces : memberikan motivasi pada pasien dan meningkatkan motovasi dengan memberikan penjelasan ada pasien tentang kondisinya, memberikan penjelasan dan menyakinkan pada psien akan sukses.

2. Sebagi guru : terapi memberikan pengalaman learning re-rearnign okupasi terapi harus mempunyai ketrampilan dan ahli tertentu dan harus dapat menciptakan dan menerapkan aktifitas mengajarnya pada pasien

3. Sebagai peran model social : seorang terapi harus dapat menampilkan perilaku yang dapat dipelajari oleh pasien, pasien mengidentifikasikan dan meniru terapi melalui role playing, terapi mengidentifikasikan tingkah laku yang diinginkan (verbal – nonverbal) yang akan dicontoh pasien.

4. Sebagi konsultan : terapis menentukan program perilaku yang dapat menghasilkan respon terbaik dari pasien, terapis bekrja sama dengan pasien dan keluarga dalam merencanakan rencana tersebut.


BAB III

PROSES KEPERAWATAN

TERAPI OKUPASI

  1. PENGKAJIAN

1. Kajilah riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentuyang didiagnosis

2. Ajukan pertanyaan – pertanyaan pengkajian keperawatan

3. Wawancara pada orang tua untuk mengorek sejarah klinis anak yang menjadi pamicu gangguan tumbuh kembangnya seperti : proses kelahiran, tahap pertumbuhan sesuai usia, penyakit yang pernah diderita dan terapi apa saja yang pernah dijalani.

4. Kaji kemampuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi

  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan aktivitas berhubungan masalah yang dihasapi klien

2. Keadaan fisik yang menurun berhubungan dengan kurangnya perawatan diri

3. Menarik diri berhubungan dengan proses sosialisasi yang menurun

  1. PERENCANAAN DAN IDENTIFIKASI HASIL

1. Mempertahankan dan meningkatkan kemandirian terutama kemapuan fungsi aktivitas kehidupan sehari – hari serta melatih dan memberikan terapi pada gannguan koordinasi. Keseimbangan – keseimbangan lokomotor dengan memeperhatikan efektivtas serta efisiensi, disamping itu terapi okupasi ini melatih pemakaian alat adaptif fungsional (adaptive device). Berbagai kegiatan dari terapi okupasi ini adalah : latihan koordinasi latihan aktivitas kehidupan sehari – hari, melatih pemakaian fungsional adaptif serta berbagai fasilitas simulasi untuk menyandang cacat.

2. Membantu dalam pelaksanaan peran yang dimiliki, membantu pasien untuk mencapai tujuan personalnya, meningkatkan rasa kompetesi diri dalam area perawatan diri.

3. Meningkatkan hubungan social yang sehat didalam kelompok. Dengan tujuan klien dpat mengembangkan kemampuan untuk dapat berhubungan degan orang lain.

  1. IMPLEMENTASI

1. Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari – hari.

a) Tingkatkan keseimbangan antara istiraha dan aktivitas

b) Bantu klien untuk berwaspada, gunakan petunjuk dan penguatan yang positif

2. Pertahankan keadaan fisik yang seimbang

a) Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan asupan cairan yang adekuat

b) Membuat persediaan oto dan kondisi tubuh umumnya, berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.

3. Pertahankan hubungan social yang baik

a) Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social dukung dan jaga martabat pasien.

b) Kurangi stimulasi lingkungan bila klien cemas.

  1. EVALUASI HASIL

1. Klien mempertahankan kemampuannya melakukan aktivitas sehari – hari dalam lingkungan yang berstruktur

2. Klien menunjukkan perawatan diri yang baik pada segi nutrisi maupun dirinya

3. Klien menunjukkan hubungan sosialisasi yang baik pada keluarga dan lingkungan sekitar.


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang materi terapi okupasi diatas dapat kami simpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengertian : terapi okapasi adalah usaha penyembuhan melalui kesibukan atau pekerjaan tertentu.

2. Sasaran : Pemulihan, pengembangan, pemeliharaan fisik, intelektual, social, dan emosi

a) Fisik

b) Kecepatan bergerak dan kekuatan pemeliharaan daerah gerak sendi kontrol otot

c) Intelektual

d) Menyelesaikan masalah yang dihadapi meningkatkan daya kreativitas, integrasi antara otot dan pengetahuan pasien, ekspresi perasaan klien.

e) Sosial dan Emosi.

f) Peningkatan hubungan yang sehat di dalam kelompok. Menjalankan aturan main dalam kelompok, memimpin dan mengikuti kepemimpinan orang lain.

3. Tujuan : terapi okupasi tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi mencakup pengembangan intelektual, social, emosi, maupun kreatifitas.

a. Diversional

Terapi okupasi dapat di gunakan untuk mengalihkan perhatian agar tidak terjadi neorosis ( kegagalan individu memecahkan masalah atau tuntutan dimasyarakat yang membuatnya terganggu dalam pemeliharaan maupun penyesuaian diri )

b. Pemuihan Fungsional

Membuat persediaan otot, dan kondisi tubuh umumnya berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.

c. Latihan dan Prefokasional.

Memberi peluang persiapan menghadapi tugas, pekerjaan atau profesi yang sesuai dengan kondisinya.

B. SARAN-SARAN

1. Bagi keluarga klien

a) Berikan dukungan dan support dalam terapi okupasi kepada klien

b) Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi dari tim medis.

c) Kenali gejala-gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan medis

2. Bagi perawat atau tim medis

a) Tetapkan intervensi terapi okupasi sesuai dengan hasil pengkajian

b) Berikan informasi yang jelas kepada keluarga maupun klien tentang tujuan dan tindakan yang akan di lakukan.

c) Berikan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan.

0 komentar:

Post a Comment

| Silahkan pilih anonimously jika kamu tidak memiliki account yang ada dibawah | Komentar anda saat bemanfaat bagi saya |

 

Z3roCooL. Copyright 2008 All Rights Reserved